Sabtu, 08 Desember 2012

PRISNISP UTAMA SEORANG BLOGGER PRODUKTIF

Seberapa sering Anda update artikel di blog? Setiap hari? Dua hari sekali? Seminggu sekali?

Frekuensi update artikel memang selalu menjadi pembahasan klasik (kalau tak mau dibilang basi), karena toh meski Anda berbusa-busa seperti John Chow tuk menyarankan agar update setiap hari, semuanya tentu akan berpulang pada bagaimana blogger yang bersangkutan melihat blognya dari sudut pandang masing-masing.

Namun setidaknya ada satu prinsip yang menjadi tolak ukur untuk menilai seberapa niatkah blogger tersebut untuk terus konsisten ngeblog. Prinsip ini pun terbilang sangat sering ditulis, baik oleh blogger kawakan maupun blogger kemarin sore. Mau tahu prinsip apa yang dimaksud?

Prinsip itu adalah passion.

Mengapa? Karena alasan-asalan berikut:

  • Tanpa passion, Anda akan cepat kehilangan semangat saat blog tak berkembang seperti yang diharapkan.
  • Tanpa passion, Anda akan mudah lepas kontrol dan terbawa arus tulisan-tulisan blog mainstream dan lupa dengan potensi diri sendiri.
  • Tanpa passion, Anda mungkin takkan lagi merasakan asyiknya mengolah ide menjadi sebuah tulisan.
  • Tanpa passion, siapa saja yang membaca tulisan Anda akan tertular, alias sama tak bergairahnya dengan Anda.
  • Tanpa passion, Anda takkan mau membaca artikel ini :)

Dan kenapa passion ini begitu penting? Bukankah tak seharusnya memaksa diri sendiri terus menerus mengerutkan kening hanya tuk aktivitas blogging?

Well, disinilah bedanya antara blogger yang serius dan yang cuma setengah hati.

Blogger yang serius memiliki semangat belajar dan keinginan tuk meningkatkan kemampuan yang tinggi. Walau disadari kemampuan menulisnya kurang, ia akan terus menulis. Meski tahu pengetahuan akan platform blog dibawah standar, ia akan terus mencoba dengan berbagai cara. Pun jika ia masih menganggap dirinya newbie, ia sepenuhnya mengerti bahwa waktu akan menjawab itu semua.

Nah, kira-kira apa bahan bakar utama yang menjadikan blogger tersebut tetap bertahan?

Lagi-lagi jawabannya: passion.

Bagaimana cara menemukan passion ngeblog?

Mudah saja. Itu terlihat jelas dari seberapa sering Anda menulis. Titik.

Wow, Hanya itu? Ya, coba perhatikan blog-blog yang hingga kini masih eksis, adakah persamaan yang mencolok? Yup, blog-blog itu selalu ter-update dan rutin memberi konten-konten segar ke blogosphere. Kalau Anda berkilah: ah, ada juga kok blog yang jarang update tapi pagerank-nya tetap tinggi dan sering menjadi rujukan. Nah, sekarang saya tanya: apakah yang Anda inginkan adalah yang seperti itu? Jika ya, berarti selamat, Anda telah melewati masa-masa dimana passion blogging Anda tak lagi berbekas :)

Disini yang saya coba tekankan adalah bagaimana passion ngeblog mempengaruhi ritme menulis sehingga menjadikan Anda lebih produktif. Jadi, masih ingin dilanjut?

Ok, sekarang kita berlanjut ke permasalahan produktivitas seorang blogger. Kalau memang asumsi penilaian tinggi-rendahnya passion dapat diukur dari intensitas menulis, pasti diantara Anda semua ada yang lantas berfikir: memangnya bisa menulis tiap hari? Itu kan perlu ide?

Ya, benar sekali. Tulisan tanpa ide itu seperti jalan yang ngalor ngidul tanpa tahu arah yang dituju. Adanya ide membuat tulisan kita lebih terstruktur, memuat argumen-argumen yang jelas, dan memiliki ‘tongkat picu’ bagi pembacanya untuk menanggapi. Hadirnya ide bagaikan pokok tiang yang menjadi landasan alasan tulisan itu dibuat. Juga, seperti yang sudah menjadi hal yang lumrah, tingkat ketersediaan ide dapat menunjukkan tingkat produktivitas seorang blogger.

Menemukan ide-ide agar lebih produktif

Dimana kita mencari ide? Ngga usah jauh-jauh, lihat saja kita sendiri. Seperti yang pernah saya tulis di artikel Rahasia Menggali Ide Postingan Blog Yang Tak lekang Oleh Zaman, kita dapat memulainya dari hal-hal yang hanya dan cuma kita yang tahu. Dari mulai biografi, hobby, hal-hal yang ingin diketahui, dan hal-hal yang dibenci. Polanya pun tak harus begitu. Kita bebas menentukan formasi cabang-cabangnya, asalkan masih berkaitan dengan diri sendiri.

Nah, setelah mengetahui titik-titik mana yang bisa diangkat menjadi sebuah artikel, kita buat mindmap untuk mencari faktor 5W1H (what, who, where, when, why dan how) di setiap draft artikel. Langkah selanjutnya, mulailah membuat jadwal realistis untuk publikasi. Untuk permulaan, update seminggu sekali tak apa. Berikutnya, jika ritmenya sudah pas, bisa ditingkatkan seminggu dua kali, dua hari sekali, sampai setiap hari.

Jumlah kata pun menyesuaikan. Misal, untuk masa-masa awal, buatlah artikel dengan 300-an kata. Nanti seiring makin lancarnya menguraikan mindmap dan dalamnya pembahasan, artikel dengan 500-an kata adalah jumlah minimum yang ideal untuk sebuah artikel blog.

Bagaimana, patut dicoba, kan?

Kalau masih ada yang meragukan, berarti Anda patut meragukan passion blogging Anda. :)

Atau, Anda punya pendapat lain yang ingin dibagikan di sini? Share, please.

0 komentar:

Posting Komentar